di persimpangan

author: taufan febriawan | August 13, 2012 |
no comments
multiply member.

Bukan berita besar sebenarnya buat saya, mengetahui multiply.com (MP) akan menutup layanan blog. Namun MP punyak banyak jasa dalam memperkenalkan saya ke dunia yang dinamakan internet.

Jauh sebelum sosial media (yang istilahnya sekarang semakin murahan) eksis, MP sudah memulainya dengan fitur social blog. Tidak banyak posting saya di MP, namun sudah lebih dari cukup untuk mengenalkan apa itu posting dan apa itu blogging. Pun alasan saya tidak melanjutkan MP, hanya karena keterbatasan untuk mengelola tampilan, yang pada waktu itu saya sangat tidak suka sehingga saya mencoba menggunakan blog engine lainnya. Siapa sangka, berkat hal tersebut sekarang saya menjadi web developer yang salah satu pekerjaannya juga men-develop MP theme.

Jika harus menetapkan pilihan untuk mendukung siapa, jelas saya mendukung agar fitur blog tidak dihilangkan. Banyak yang meninggalkan MP dan memakai blog engine lainnya yang lebih maju dan modern. Namun banyak juga yang masih bertahan, bukan karena teknologinya, tapi karena ikatan di antara para MP’ers yang kadung erat.

Hak pemilik layanan memang untuk mengubah terms kapanpun mereka mau. Dan memang hak mereka juga membuat keputusan menutup layanan blog untuk tetap bertahan di tengah gempuran kompetisi di dunia internet demi tetap eksis. Perusahaan sekaliber google juga menutup google buzz, microsoft juga menutup layanan bloging microsoft live spaces. Tapi, mereka bukan tanpa solusi. Google buzz sekarang mungkin lebih dikenal dengan nama google plus. Microsoft juga sama sekali tidak “membuang” content blog member mereka yang sangat berharga, mereka memigrasi layanannya ke wordpress.com. Tentu ada sebab semua perusahaan besar menutup layanan yang tidak menguntungkan. Yang membedakan perusahaan2 besar ini, adalah cara bagaimana member loyal mereka tetap “senang”.

Google dan microsoft punya core business yang mereka andalkan, sehingga menutup satu layanan tidaklah begitu berarti. Namun MP? Layanan utamanyalah yang akan ditutup dan tentu mau tidak mau akan mengecewakan orang banyak, yang tidak semuanya suka dengan berjualan online. Di lain sisi, saya juga tidak menginginkan MP “jatuh bangkrut” dari kepopuleran seperti yang dialami situs pertemanan friendster, sampai akhirnya friendster merubah core business mereka dan dibeli oleh perusahaan asing.

Fokus memang langkah terbaik untuk tetap survive saat ini. Namun menjaga member agar tetap loyal juga hal yang tidak kalah penting. Saya sendiri tidak ingin MP jadi contoh dikemudian hari untuk sebuah perusahaan yang salah mengambil langkah disamping friendster yang sering dijadikan pelajaran bagi para developer social media.

Kalau memang film layar lebar “the social network” benar merupakan kisah yang 100% nyata, maka tidak ada salahnya mengikuti jejak mereka, yang mengutamakan kepentingan member dan terus bertahan sampai akhirnya meraksasa seperti sekarang. Jika member semakin banyak, bukannya “uang” akan semakin deras?

#multiplyisblog enthusiast

Taufan
a.k.a tukangdezain

This entry was posted in daily me by taufan febriawan. Bookmark the permalink

0 peoples comment on “di persimpangan”

get in touch

Your email address will not be published. Required fields are marked *