hikayat sebatang rokok

author: taufan febriawan | June 10, 2011 |
no comments

image

saya termasuk orang yang membenci asap rokok. tapi saya juga termasuk orang yang tidak bisa menghindar dari kepulan asap si batang bertembakau. dari mulai saya menunggu angkot di depan komplek, ada bapak tukang parkir, tukang ojek, satpam, tukang gorengan dan sesama penunggu angkot sedang asik menghirup dalam2 si batang rokok. tidak selesai sampai di situ, ketika saya sudah naik angkot kemudian turun dari angkot, menunggu bus dan bahkan ketika naik bus ac sering sekali saya melihat bapak supir bus ac yang mengemudi sambil merokok.

tentu setiap perokok mempunyai alasan tersendiri yang berusaha untuk membenarkan perbuatan merokoknya. pada tulisan ini pun saya tidak bermaksud untuk berdebat kusir mengenai logis tidak logisnya perbuatan merokok. saya mencoba untuk menyelami makna rokok pada perokok. tentu saja tidak ada data empiris atau teori2 yang digunakan dalam tulisan ini melainkan hanya sekedar renungan pembunuh waktu selama perjalanan ke kantor.

ketika saya mulai naik angkot dari depan komplek di pagi ini, saya bertemu dengan seorang pemuda, yang kelihatannya sangat letih. kemungkinan ia baru selesai kerja di malam hari. kepalanya ditundukkan ke dalam pelukan tangan dan tubuhnya disandarkan kaca belakang angkot. yang sangat menarik perhatian saya adalah sebatang rokok yang menyelip di sela jemarinya. sejenak tertegun, betapa pentingnya nilai dari sebatang rokok bagi pemuda ini, sehingga dalam keadaan letih dan setengah terjaga, ia masih menjaga rokoknya. tidak ada yang aneh memang dengan caranya memegang rokok. namun mengapa ia memegangnya? mengapa tidak ia masukkan ke dalam kantong baju atau mungkin dengam sedikit gaya, menyelipkannya di belakang telinga?

sejenak pemandangan tersebut menyadarkan saya bahwa rokok bagi seorang perokok bisa lebih dari rokok itu sendiri dan asapnya. mungkin saya bisa katakan kalau rokok itu adalah teman yang paling jujur dan setia bagi perokok atau paling tidak bagi si pemuda yang saya lihat di angkot pagi ini. mengapa paling jujur? semua orang sudah tahu kalo rokok itu bs berdampak buruk bagi kesehatan, namun tidak pernah ada slogan, jargon ataupun iklan yang mengatakan bahwa dengan merokok orang bisa sehat. si perokok dan rokoknya telah jujur, tanpa ada yang ditutup-tutupi. berikutnya, mengapa paling setia? contoh yang paling nyata adalah si pemuda tadi. dalam keadaan letih rokok tetap ada di sela jemarinya. perlu diingat, saya tidak mengatakan ia sedang merokok, ia hanya sedang memagang rokok (yang tentu saja tidak dalam keadaan terbakar). tentu pula, bila si pemuda tadi sedang tidak letih dan bahkan bila sedang banyak uang, ia sudah merokok dan yang dipegang mungkin adalah satu bungkus rokok. di lain peristiwa mungkin rokoklah satu2nya teman dalam keadaan susah, sedih maupun senang. dalam keadaan terbakar maupun tidak terbakar rokok menemani majikannya kemanapun majikannya pergi dan siap dibakar kapanpun untuk membuat majikannya merasa tenang. dan apakah teman2 sadar dalam keadaan sudah menjadi sampahpun (puntung) rokok masih memberikan manfaat bagi para pemulung rokok?

lantas apakah rokok tidak mengganggu? ya jelas mengganggu, tidak ada satupun orang yang menyangkalnya bahkan bagi perokok sekalipun. namun sejatinya rokok di mata saya jauh lebih baik dibandingkan gangguan yang datang dari para pejabat korup dan bodoh yang menghiasi hampir di semua jawatan di negeri ini. ratusan juta hektar tanaman tembakau di tebas untuk dijadikan bahan baku rokok, tidak akan menghabiskan kadar oksigen di udara dan tidak akan mengganggu ekosistem lingkungan. bandingkan dengan pejabat korup yang menebas ratusan juta atau bahkan ratusan milyar dana2 pembangunan negeri.

lantas apakah saya pendukung gerakan merokok? jelas saya katakan tidak. yang saya cermati adalah hikmah di balik pengalaman saya pagi ini. tentu saja kalo boleh jujur, mungkin orang merokok bisa jadi gara2 saya atau mungkin gara2 anda!

This entry was posted in micro journey, Uncategorized and tagged , by taufan febriawan. Bookmark the permalink

0 peoples comment on “hikayat sebatang rokok”

get in touch

Your email address will not be published. Required fields are marked *