sayang anak?

author: taufan febriawan | August 10, 2008 |
no comments

nanny 911

Baru rampungin satu situs (offline), berasa capek akhirnya leha2 dulu depan tv. masih d wrnet sih, soalnya ada tempat buat nonton tv smbil tiduran, ada kipas anginnya pula :). Nyalain tv tuner, langsung menuju channel metro tv. ada yang menarik perhatian, acara judulnya nanny. ak kira film the nanny, ternyata bukan. nanny (ind: pengasuh) yang satu ini judul lengkapnya nanny 911. wah..makin seru aja. ada 911 segala. biasanya kan 911 tuh identik banget ama polisi, tp yang ini pengasuh (kebayang?)

episode kali ini yang jadi nanny adalah Stella Reid (sumber:wikipedia). dikemas menarik banget dengan model reality show. ceritanya si nanny punya tantangan untuk menyelasaikan “masalah” yang terjadi di rumah keluarga Dircks. Dircks (D) dan Amber (A) (istri) punya dua orang anak Amari (M), 3 tahun dan Anissa (N), 2 tahun. D & A sudah tidak mampu lagi menangani anak2nya karena sangat susah sekali diatur terlebih-lebih M yang sangat keras kepala dan tidak pernah mau mendengarkan ucapan orangtuanya. M seringkali berlari-lari ke penjuru ruangan sambil berteriak, membongkar mainannya tanpa mau merapihkannya kembali, dan bila sudah berkeinginan sangat susah untuk dihentikan. M sempat di keluarkan dari sekolah karena menggigit temannya. N selain meniru perilaku kakaknya, sangat tergantung sekali pada susu botolnya. Apabila N tidak mendapatkan botolnya saat dia meminta, N akan merengek, menjerit sekuat tenaga dan berguling-guling di lantai. N juga suka menggigit dan memukul. Selain itu…masih banyak segudang keributan lainnya.

Sementara anak-anaknya susah diatur, D&A malah cenderung lari dari masalah apabila mereka merasa “kalah”. D mengakui bahwa berangkat kerja merupakan suatu bentuk pelarian kecilnya dari masalah anak2nya d rumah. A akan berkaraoke jika pikirannya sudah buntu dan meninggalkan anak-anak bersama ayahnya. D juga suka fitness, yang sekali lagi juga dijadikan pelarian, sama halnya dengan A yang pergi bekerja malam hari untuk bernyanyi di sebuah cafe. Disamping itu D seringkali memberikan mainan apapun yang disenangi oleh anak mereka, sehingga jumlah mainana M&N tidak terkira jumlahnya. Jalan terakhir apabila D&A sama2 tidak bisa bertindak apa2 lagi, adalah mengurung M&N dalam kamar dan menguncinya dari luar meski M&N menjerit sekuat tenaga dari dalam kamar.

Nanny Stella, semakin tertantang untuk ikut terlibat menyelesaikan “masalah” tersebut. Dia mengobservasi keluarga DIrcks dari dekat kira2 2 hari. Mencatat kejadian-kejadian yang penting, kemudian mendudukkan D&A untuk berbicara. Pada awalnya Stella mengungkapkan bahwa tidak adanya kebahagiaan dalam keluarga Dircks. Stella menganggap bahwa mainan yang dimiliki oleh M&N terlalu banyak dan itulah salah satu penyebab ketidakdisiplinan mereka. D&A juga dianggap tidak mampu menerapkan disipilin, seperti A yang selalu memberikan susu botol kepada N agar N bisa diam untuk sementara. D&A juga dinilai menjadikan anak-anaknya bergantung pada mereka berdua jika sedang bermain, sehingga tiada hari tanpa sibuk bermain sendiri di dalam rumah. Hal tersebut juga diamati Stella sebagai salah satu pemicu ketidakdisiplinan yang terjadi di keluarga Dircks.

Aturan baru mulai diterapkan oleh Stella. Pertama, M&N harus mendengarkan dan menuruti ucapan D&A. hukuman bagi M&N yang berbuat salah harus benar-benar ditegakkan. Stella membawa timer khusus untuk menghitung lamanya hukuman yang akan diberikan. hukumannya mudah, hanya duduk diam tidak boleh melakukan apapun kecuali duduk. Namun, jika tidak ditaati atau bahkan semakin menjadi-jadi ketika akan dihukum, lamanya hukuman akan terus bertambah. Berikutnya, susu botol N tidak boleh diberika sama sekali, karena menurut Stella, N dengan usianya (2 tahun) seharusnya sudah bisa minum susu botol. Pada awalny D&A merasa pesimis dengan aturan Stella. D&A pun seringkali luluh dan mereka sendiri lah yang tidak mengikuti aturan. Stella mengingatkan ini adalah bagian dari proses pendisiplinan yang harus dijalani, dan D&A sebagai orang tua harus bisa sabar dan konsisten dengan aturan yang ada.

Setahap demi setahap, meskipun M&N selalu berontak, namun akhirnya mereka juga yang luluh. M akhirnya mau duduk dengan tenang saat dihukum, meskipun Stella akhirnya harus turun tangan, karena A nyaris “kalah” dengan ancaman menyita seluruh mainan M dan benar-benar dilakukan hingga mainan terakhirnya. N pun akhirnya juga bisa minum dari gelas, setelah sebelumnya berguling-guling dan menjerit sekuat tenaga. A yang melihat kejadian itupun nyaris juga “kalah”, namun akhirnya bisa dilalui, sampai N meminta susunya walaupun harus meminumnya dari gelas :). D pun bisa menahan diri untuk tidak selalu menemani anak-anaknya bermain.

Begitu kira-kira inti dari episode 38 session 3 nanny 911. Seru sih, secara saya pernah dapet materi psikologi perkembangan anak dan remaja. teori dan teori yang hanya diberikan di kelas. memang butuh pengalaman langsung dari lapangan. entah bagaimana cara yang tepat, namun mereview acara nanny 911 saya rasa bagus juga.

Ngomong2 soal anak, sebagai seseorang yang juga pernah jadi anak kecil (loh2?), jadi keinget-inget deh masa lalu. Mungkin kalo ngga ada kegiatan ekskul dari tk sampe sma mungkin saya juga ga bakal jauh2 perilakunya dari M&N. saya bener2 bisa belajar artinya disiplin dari pergaulan dengan orang lain dan nanny (baca:PRT). Betapa tidak, kira2 10 tahun masa kecil saya mungkin sebagian besar dihabiskan bersama pembantu, sementara ibu bapak saya sibuk bekerja. namanya Uas, saya tidak memanggilnya dengan sebutan mba atapun bi, hanya Uas. entah kenapa, itulah sebutan yang ditanamkan di otak saya oleh orangtua. Namun bersyukur, saya banyak sekali mengambil hikmah dari beliau. Beliau jadi salah satu objek attachment (ind:kelekatan) saya selama bertahun-tahun. hiks2, i miss her so much..

Kadang, kebanyakan orangtua menganggap bahwa cara mendidik mereka terhadap anak2nya adalah yang paling benar. iyalah, sama halnya kaya peribahasa, gajah di pelupuk mata tidak terlihat, kuman di seberang lautan jelas terlihat. Baru tersadar jika mereka merasa “kalah” dalam mengurusi anak-anaknya, itu juga setelah disadari oleh orang lain. Mungkin ada baiknya sebagai orang tua, melihat dari sudut pandang yang berbeda, sudut pandang orang lain, misal dari sudut nanny. kalau keluarga Dircks akhirnya bisa menyelesaikan “masalahnya” bagaimana dengan anda?

image source: htpete://timeouttot.com/press_pages/images/nanny_911.gif

This entry was posted in Uncategorized by taufan febriawan. Bookmark the permalink

0 peoples comment on “sayang anak?”

get in touch

Your email address will not be published. Required fields are marked *