di kolong langit, di perut bumi

author: taufan febriawan | January 6, 2008 |
no comments

pagi ini tidak kudengar bisikan angin
pagi ini tidak kulihat sorotan mentari
hanya gumpalan awan kelabu
menutupi seluruh atap langit di atasku

pagi ini terasa hambar
padahal kesibukan di depan mata
entah kemana hilangnya semangat
saat dibutuhkan ia tak ada

mungkin sedang jenuh saja pikirku
rutinitas hidup yang sebenarnya tidak kuinginkan
kukira sudah cukup dinamis
ternyata masih terkandung kekakuan di dalamnya

sulit untuk menentukan jalan
ketika mendongak langit kelabu
ketika menunduk jalan berbatu
ketika terpejam tak seorangpun membantu

apa mungkin harapan harus setinggi langit?
ketika langit tidak mengijinkan kita untuk melihatnya
apa mungkin harapan itu ada di dalam bumi?
sesuatu yang tidak pernah kusadari namun kuinjak setiap hari

tapi aku tidak akan menyerah
meski ribuan anak tangga harus kudaki menuju langit
meski hamparan kerikil harus kutapaki menyusuri bumi
demi terwujudnya segala harapan

semarang
need more than just a miracle

This entry was posted in Uncategorized by taufan febriawan. Bookmark the permalink

0 peoples comment on “di kolong langit, di perut bumi”

get in touch

Your email address will not be published. Required fields are marked *